Hama: Penyakit Busuk Pangkal Batang (Brown rot Gummosis) pada Jeruk

Penyebab : Cendawan Phytophthora spp., diantaranya yang penting adalah a) P. nicotianae B. de Haan var parasitica (Dast). Waterh (dulu : P. parasitica Dast), b) P. citrophthora (R.E. Sm. & E.H. Sm.) Leonian, (dulu : Pythiacytic citrophthora R.E. Sm. Et E.H. Sm), dan c) P. palmivora (Butl). Di Indonesia spesies yang utama adalah P. nicotianae var. parasitica.

Penyebaran : Penyakit terdapat di Jawa, Sumatera, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Bali.


Gejala : Penyakit ini umumnya menyerang pada bagian pangkal batang dekat permukaan tanah atau pada bagian sambungan antara batang atas dan bawah bibit jeruk okulasi. Gejala awal tampak berupa bercak basah yang berwarna gelap / hitam kebasah-basahan pada permukaan kulit pangkal batang. Jaringan kulit kayu yang terserang mengalami perubahan warna bahkan permukaan kulit, kambium, kayu, terutama pada serangan lanjut. Kulit batang yang terserang, permukaannya cekung dan mengeluarkan belendok, dan pada tanaman terserang sering terbentuk kalus. Kematian tanaman akibat serangan penyakit ini terjadi apabila bercak pada kulit melingkari batang.

Perkembangan bercak ke bagian atas, umumnya terbatas hingga 60 cm di atas permukaan tanah, sedangkan perkembangan ke bagian bawah dapat meluas ke bagian akar tanaman.

Morfologi dan daur penyakit : Cendawan P. nicotianae var parasiticia sporangiumnya berbentuk jorong sampai agak bulat, berbentuk buah pir, dengan sporangiofor lebih halus dari pada hifa. Spora mempunyai dua bulu cambuk (flagela), dan patogen dapat  membentuk klamidospora bulat, berdinding agak tebal.

P. citrophthora sporangiumnya berbentuk jorong atau berbentuk sitrun, dan terbentuk pada bagian tengah atau ujung sporangiofor. Sporangiofor bercabang tidak teratur. Spora mempunyai 2 bulu cambuk. Patogen juga dapat membentuk klamidospora.

P. palmivora mempunyai sporangium jorong, dan dapat membentuk klamidospora. Cendawan P. palmivora dapat bertahan dalam tanah dan membentuk spora kembara. Cendawan ini disebarkan terutama oleh hujan dan air pengairan yang mengalir di atas permukaan tanah.

Penyakit busuk pangkal batang lebih banyak menyerang kebun dengan ketinggian lebih dari 400 m dpl, pada tanah - tanah yang basah, seperti tanah lempung berat yang dapat menahan air lebih lama.

Patogen masuk lewat luka pada pangkal batang (penyebaran oleh oospora melalui luka alamiah, luka karena alat pertanian, atau luka oleh serangga). Infeksi terjadi terutama pada musim hujan dan dibantu oleh pH tanah agak asam (6,0 - 6,5). Infeksi patogen juga dibantu oleh kabut dan fluktuasi suhu yang kecil yang akan memperlambat penguapan.

Faktor - faktor yang mempengaruhi penyakit : Penyakit ini lebih banyak menyerang pada ketinggian kebun lebih dari 400 m di atas permukaan laut dan mempunyai temperatur tanah cukup tinggi. Tingkat ketahanan varietas sangat berpengaruh terhadap tingkat serangan patogen ini.

Jenis yang peka adalah jeruk manis, jeruk nipis, sitrun Italia, Japanese citroen (JC) dan Rough Lemon (RL) sangat rentan terhadap penyakit ini, sedangkan yang toleran adalah trifoliate orange, jeruk masam, Swingle Ctromelo, Citrange (Corriz- dan Troyer), Sukade, jeruk Keprok, jeruk Manis, Grape Fruit, jeruk besar, jeruk nipis, dan Lemon. Tanah basah, adanya kabut, dan fluktuasi suhu yang kecil, pH tanah yang agak masam yaitu 6,0 - 6,5 merupakan kondisi yang cocok untuk perkembangan patogen.

Tanaman inang lain : Kacang tanah, cabai, tapak dara, kenaf, ubi kayu, jarak, terung, sirsak, srikaya, aren, pepaya, kelapa, terung belanda, durian, karet, pala, sirih, lada, kakao, anggrek Vanda dan kemiri minyak.

Pengendalian :

a. Kultur teknis

  • Menanam jeruk di atas gundukan - gundukan setingi 20 - 25 cm, tetapi tanaman jangan dibumbun agar batang atas tidak berhubungan dengan tanah.
  • Menggunakan benih dengan mata tempel setinggi 35 - 50 cm dari permukaan tanah, untuk mengurangi kemungkinan batang atas yang rentan terinfeksi cendawan dari tanah.
  • Menghindari air pengairan mengenai / terkena langsung pangkal batang dengan membuat selokan melingkari batang.
  • Mengurangi kelembaban kebun dengan mengatur drainase, jarak tanam, pemangkasan, dan sanitasi lingkungan / kebun.
  • Menghindarkan terjadinya pelukaan terhadap baik akar maupun pangkal batang pada waktu pemeliharaan / penyiangan.
  • Pemupukan
  • Pengamatan pangkal batang jeruk secara teliti dan teratur, terutama pada musim hujan, agar gejala penyakit dapat diketahui secara dini.
  • pH tanah diupayakan lebih dari 6,5, dengan pemberian dolomit (kapur pertanian),

b. Mekanis / fisis
  • Membongkar tanaman (termasuk akarnya) yang terserang berat, kemudian membakarnya.
  • Memotong / membuang bagian tanaman yang sakit, termasuk 1 - 3 cm bagian kulit sekitarnya yang sehat, kemudian diolesi fungisida. Untuk mempercepat pemulihan (regenerasi), sebaiknya bagian atas dan bekas luka potongan membentuk titik.
  • Menggunakan multiple foot stock (kaki ganda) dengan teknik aaneting / penyusuan (sambung samping) dengan batang bawah sehat 1 atau beberapa, tergantung besar tanaman yang akan ditolong untuk membantu fungsi akar dan pohon yang rusak.
c. Biologi : Mengunakan agens antagonis cendawan Trichoderma spp., Gliocladium spp. yang dicampur dengan pupuk kandang / kompos.

d. Genetika / Varietas Tahan : Menggunkan batang bawah yang tahan terhadap Phytophthora, seperti “trifoliate orange” atau jeruk masam. Varietas tahan terhadap Phytophthora dan salinitas, yaitu Taiwanica dan Citromell- 4475.

e. Kimia
  • Melumasi pangkal batang dan akar - akar yang tampak dari luar dengan ter (Carbolineum plantarum 50 %) sampai setinggi 50 cm. Perlakuan tersebut dimulai tahun ketiga setelah penanaman dan setiap awal musim hujan (untuk Jawa September atau setiap 6 bulan. Agar batang yang berwarna hitam tidak banyak menyerap panas sehingga kulitnya rusak (untuk mencegah infeksi setelah diberi ter), maka bagian yang diberi ter ditutup dengan larutan kapur yang ditambah dengan garam dapur (25 kg kapur mati, 2 kg garam dapur, dan 25 - 35 liter air.
  • Mengoles luka (bekas tanaman yang terinfeksi yang dibuang) dengan bubur California, bubur Bord- (Lampiran 3), Carbolineum-parafin (8 : 92), Mankozeb, atau tembaga oksiklorida. Kemudian luka ditutup dengan obat penutup luka, seperti ter, setelah kulit mengalami regenerasi.
  • Membersihkan alat - alat pertanian yang akan digunakan, misal dengan pemutih (klorok).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hama: Penyakit Busuk Pangkal Batang (Brown rot Gummosis) pada Jeruk"

Posting Komentar

Ayo Berbudaya Komentar yang Positif